3/30/2014

PERHAPS LOVE [ PROLOG ]

BY Unknown IN No comments



PROLOG
    Musim dingin sudah tiba beberapa hari lalu. Udara pun terasa semakin dingin. Butir-butir yang beku itu melayang-layang dan menghampar di jalanan. Kini seluruh kota diselimuti oleh hamparan warna putih yang sangat dingin.


    Nayoung menarik setumpuk surat dari tas dan berniat untuk membaca kembali surat-surat itu untuk kesekian kalinya sambil menikmati secangkir cappucino hangat, minuman kesukaannya. Baginya secangkir cappucino hangat mampu menghangatkan dirinya dan hidupnya yang super dingin ini.


   "Huh”, gadis itu menghela napas panjang. Dia diam beberapa saat. Lalu melemparkan pandangannya ke luar sisi jendela cafe. Menatap ke arah luar cafe yang dihiasi berjejeran pohon yang telah diselimuti salju di sepanjang jalan. Ia menatap baik-baik kristal dingin itu. Mengamati betapa indahnya mereka.


    Kini pandangannya kembali teralihkan pada sepucuk surat yang ia pegang sejak tadi. Surat misterius yang pertama ia dapatkan sehari setelah tiba di negara asing tersebut. Tempat dimana ia berstatus sebagai mahasiswi baru di universitas ternama di negara tersebut, Universitas London.


    Nayoung melirik suratnya. Tertera tanggal 12 September 2013 di surat itu. Tanpa ada nama pengirim, membuatnya sangat penasaran. Terlebih dengan maksud isi surat itu yang ditulis menggunakan bahasa negara asalnya. Ia yakin sejak awal berada di negara tersebut, tidak satupun ia mengenal seseorang yang berasal dari negara yang sama dengannya. Di negara asing tersebut, ia merasa sendiri. Namun itu mungkin hal yang wajar, sebab ia baru beberapa bulan berada di negara tersebut, dan sepertinya ia harus lebih beradaptasi dengan negara tersebut, terutama kebiasaan orang-orangnya.


    Apakah ada yang mengenalku disini? Aaargh!! Itu rasanya mustahil. Atau .... jangan-jangan ada yang sengaja mengikutiku jauh-jauh dari Seoul untuk memata-mataiku! Oh, tidak !! Ini sangat mengerikan!!, pikir Nayoung. Lalu ia melirik curiga ke sekitarnya. Hanya terlihat beberapa pengunjung yang sedang menghabiskan waktu sore mereka di cafe itu. Tidak ada hal yang mencurigakan memang. Kebanyakan hanya segerombolan anak sma yang terlihat sedang asyik bercengkrama.


 Nayoung memperhatikan anak-anak tersebut. Ia merindukan saat-saat itu. Masa-masa yang hanya ada sekali dalam hidupnya. Kenangan-kenangan manis sewaktu di sma hadir kembali. Ia tersenyum melihat tingkah anak-anak sma tersebut. Berkumpul bersama-sama, menghabiskan waktu santai di cafe favorit mereka. Lalu bercerita tentang diri mereka masing-masing, atau bahkan melanjutkan cerita mereka yang sempat terputus di sekolah tadi, yang tak lupa di hiasi dengan canda tawa yang tidak disadari membuat sedikit keributan atau bahkan kehebohan di dalam cafe.


   “Hmmm.. aku merindukan saat-saat itu”, ucap Nayoung. Ia kembali menyesap cappuccino kesukaannya. Nikmat sekali, batinnya. Lalu meletakkan kembali cangkirnya. Namun saat ia meletakkan cangkirnya, tak sengaja ia menjatuhkan album foto mini miliknya yang ia letakkan di atas meja bersama setumpuk suratnya.


   Nayoung menghela napas. Ia memundurkan kursinya dan membungkuk untuk membereskan foto-foto yang berantakkan di atas lantai. Nayoung memang suka memotret. Kebanyakan hasilnya foto-foto pemandangan yang ia ambil di Seoul dan juga foto-foto saat di sma dulu.


    Nayoung menyusunnya cepat. Namun berhenti, saat ia meraih sehelai foto yang membuatnya terdiam sesaat. Pelan-pelan ia kembali pada tempat duduknya, sambil menatap foto tersebut, dan lebih tepatnya pada seseorang yang ada di foto itu. Seseorang yang terlihat sedang serius membaca bukunya, yang tidak mungkin menyadari bahwa ada orang lain yang  tengah mengambil gambarnya secara diam-diam.


    “Hmmm,, bagaimana kabarmu? Sudah lama aku tidak mendengar kabarmu. Terakhir yang ku dengar kau melanjutkan S1 mu di Amerika. Ku harap kau lebih baik dariku”, lirih Nayoung pelan pada seseorang di foto itu.


   Di dunia ini memang takkan ada yang kekal abadi. Seperti itulah cinta. Datang dan berlalu bagaikan mimpi. Menebar kebahagiaan dan juga .... menggoreskan luka.


   Nayoung menyimpan kembali foto itu pada albumnya. Lalu meraih kembali surat pertama yang belum juga ia baca sejak tadi. Anehnya, setiap ia baca surat-surat tersebut, ingatan pada saat-saat di sma nya dulu dan juga orang-orang yang ada di dalamnya hadir kembali.





***

0 comments:

Post a Comment