3/31/2014

Lirik White Love Story - As One [ Coffee Prince OST ]

BY Unknown No comments

      Kemarin sempat bingung mau ngasih nama blog ini, kkk~ Pengennya sih cari nama yang simpel tapi keren artinya. Berbagai nama pun muncul. Dan akhirnya setelah berbagai pertimbangan dan keputus asaan saya, akhirnya... jreng, jreng,, jrenggg.... "White Love Story" !! kkk~
        Pada tau kan lagu soundtracknya drama Korea Coffee Prince? Yup, itu lagu keren, menyentuh, dan kata-katanya top abis! Musti dengerin yah, kkk~ Ya dari situlah muncul nama White Love Story, yang merupakan judul salah satu ost Coffee Prince yang dinyanyikan oleh As One. Maka dari itu saya mau sharing lirik lagu ini^^   
    
Title               : White Love Story
OST Album  : Coffee Prince OST
Singer           : As One

-Romanized-   

 
cho-umen alji mothae-sso
narul bonun / kudae-ye gu / nunbichi
wae gurohke / antakkawon-nun-ji
onjena modko shipdon mal
aju chogum / nae mam algo in-nunji
hanbon-do yae-gi-han chogopsotji-man
ijen anun-de kudae-do nachorom
haruharul hemae-yotdon gol
chamdul su obshi
nomu apahae-ssotdan(un) gol
sonul chamayo
tashinun kudae nohji anhulke
saranghaeyo naega sumshwimnun nalkkaji
kudaero mom-chwobolyotjyo
nayegen nul
mojilkeman tae-hadon kudae-ga
nal bomyo usojudon nal
ijen anun-de kudae-do nachorom
haruharul hemae-yotdon gol
chamdul su obshi
nomu apa-haessotdan(un) gol
sonul chabatjyo
tashinun narul nohji marayo
saranghaeyo naega nun-gam-nun nalkkaji
ulji anhayo ije kudae
nae gyote issuni
komawoyo irohke mojaran nae-ge
kudae-rul sonmul-hae-jwoso 


-English Translation-   

 
I didn’t know at first
why your gaze, looking at me
made me feel so flustered
I always wanted to ask
if you understood just a little of my feelings
although I never told you
Now I know, how you were as lost
and wandering as I was
How you hurt so much, it kept you from sleep
Hold my hand,
I won’t let go of you again
I love you, as long as I breathe…
Things stood still
when you, who’d always treated me coldly,
smiled at me that day
Now I know, how you were as lost
and wandering as I was
How you hurt so much, it kept you from sleep
Hold my hand,
don’t let go of me
I love you, till the day I close my eyes in rest
I won’t cry
Now that you’re by my side
Thank you…
for giving me the gift of you

-Indonesian Translation-

Awalnya aku tak memahaminya
Cahaya mata itu, tiap kali kau menatapku
Mengapa ada keyakinan seperti itu?
Kata-kata yang selalu membuatku tertawa
Sedikit demi sedikit hatiku mulai mengerti
Meskipun tak pernah sekalipun kau memberitahukannya
Sekarang aku seperti saat kau pergi
Hari demi hariku hanya sendiri
Tidak dapat tidur, terasa sangat menyakitkan
Ku genggam tanganmu, aku takkan pernah melepaskanmu lagi
Aku mencintaimu, hingga di hari dimana aku berhenti bernafas
Aku akan berhenti menghindarimu
Kau yang telah membuat hariku begitu indah
Kau melihatku dan tersenyum padaku
Genggam tanganku, jangan lagi kau katakan bahwa kau akan melepaskanku
Aku mencintaimu, hingga hari dimana aku menutup mataku
Sekarang aku tidak menangis lagi
Karena kau berada di sisiku
Terima kasih telah melakukan semua ini untukku
Kau adalah hadiah bagiku...

3/30/2014

PERHAPS LOVE [ PROLOG ]

BY Unknown IN No comments



PROLOG
    Musim dingin sudah tiba beberapa hari lalu. Udara pun terasa semakin dingin. Butir-butir yang beku itu melayang-layang dan menghampar di jalanan. Kini seluruh kota diselimuti oleh hamparan warna putih yang sangat dingin.


    Nayoung menarik setumpuk surat dari tas dan berniat untuk membaca kembali surat-surat itu untuk kesekian kalinya sambil menikmati secangkir cappucino hangat, minuman kesukaannya. Baginya secangkir cappucino hangat mampu menghangatkan dirinya dan hidupnya yang super dingin ini.


   "Huh”, gadis itu menghela napas panjang. Dia diam beberapa saat. Lalu melemparkan pandangannya ke luar sisi jendela cafe. Menatap ke arah luar cafe yang dihiasi berjejeran pohon yang telah diselimuti salju di sepanjang jalan. Ia menatap baik-baik kristal dingin itu. Mengamati betapa indahnya mereka.


    Kini pandangannya kembali teralihkan pada sepucuk surat yang ia pegang sejak tadi. Surat misterius yang pertama ia dapatkan sehari setelah tiba di negara asing tersebut. Tempat dimana ia berstatus sebagai mahasiswi baru di universitas ternama di negara tersebut, Universitas London.


    Nayoung melirik suratnya. Tertera tanggal 12 September 2013 di surat itu. Tanpa ada nama pengirim, membuatnya sangat penasaran. Terlebih dengan maksud isi surat itu yang ditulis menggunakan bahasa negara asalnya. Ia yakin sejak awal berada di negara tersebut, tidak satupun ia mengenal seseorang yang berasal dari negara yang sama dengannya. Di negara asing tersebut, ia merasa sendiri. Namun itu mungkin hal yang wajar, sebab ia baru beberapa bulan berada di negara tersebut, dan sepertinya ia harus lebih beradaptasi dengan negara tersebut, terutama kebiasaan orang-orangnya.


    Apakah ada yang mengenalku disini? Aaargh!! Itu rasanya mustahil. Atau .... jangan-jangan ada yang sengaja mengikutiku jauh-jauh dari Seoul untuk memata-mataiku! Oh, tidak !! Ini sangat mengerikan!!, pikir Nayoung. Lalu ia melirik curiga ke sekitarnya. Hanya terlihat beberapa pengunjung yang sedang menghabiskan waktu sore mereka di cafe itu. Tidak ada hal yang mencurigakan memang. Kebanyakan hanya segerombolan anak sma yang terlihat sedang asyik bercengkrama.


 Nayoung memperhatikan anak-anak tersebut. Ia merindukan saat-saat itu. Masa-masa yang hanya ada sekali dalam hidupnya. Kenangan-kenangan manis sewaktu di sma hadir kembali. Ia tersenyum melihat tingkah anak-anak sma tersebut. Berkumpul bersama-sama, menghabiskan waktu santai di cafe favorit mereka. Lalu bercerita tentang diri mereka masing-masing, atau bahkan melanjutkan cerita mereka yang sempat terputus di sekolah tadi, yang tak lupa di hiasi dengan canda tawa yang tidak disadari membuat sedikit keributan atau bahkan kehebohan di dalam cafe.


   “Hmmm.. aku merindukan saat-saat itu”, ucap Nayoung. Ia kembali menyesap cappuccino kesukaannya. Nikmat sekali, batinnya. Lalu meletakkan kembali cangkirnya. Namun saat ia meletakkan cangkirnya, tak sengaja ia menjatuhkan album foto mini miliknya yang ia letakkan di atas meja bersama setumpuk suratnya.


   Nayoung menghela napas. Ia memundurkan kursinya dan membungkuk untuk membereskan foto-foto yang berantakkan di atas lantai. Nayoung memang suka memotret. Kebanyakan hasilnya foto-foto pemandangan yang ia ambil di Seoul dan juga foto-foto saat di sma dulu.


    Nayoung menyusunnya cepat. Namun berhenti, saat ia meraih sehelai foto yang membuatnya terdiam sesaat. Pelan-pelan ia kembali pada tempat duduknya, sambil menatap foto tersebut, dan lebih tepatnya pada seseorang yang ada di foto itu. Seseorang yang terlihat sedang serius membaca bukunya, yang tidak mungkin menyadari bahwa ada orang lain yang  tengah mengambil gambarnya secara diam-diam.


    “Hmmm,, bagaimana kabarmu? Sudah lama aku tidak mendengar kabarmu. Terakhir yang ku dengar kau melanjutkan S1 mu di Amerika. Ku harap kau lebih baik dariku”, lirih Nayoung pelan pada seseorang di foto itu.


   Di dunia ini memang takkan ada yang kekal abadi. Seperti itulah cinta. Datang dan berlalu bagaikan mimpi. Menebar kebahagiaan dan juga .... menggoreskan luka.


   Nayoung menyimpan kembali foto itu pada albumnya. Lalu meraih kembali surat pertama yang belum juga ia baca sejak tadi. Anehnya, setiap ia baca surat-surat tersebut, ingatan pada saat-saat di sma nya dulu dan juga orang-orang yang ada di dalamnya hadir kembali.





***