Salah satu resep sukses oleh William A Ward adalah “bermimpilah ketika
orang lain berharap”. Kita semua tentunya mempunyai impian dan harapan. Namun
kita sendiri terkadang tidak tahu, apakah itu impian kita, atau hanya sebatas
harapan saja. Jadi apa sih bedanya antara impian dan harapan? Yuk mari
simak kisah menarik berikut ini.
Suatu hari,
ada seorang pemuda yang bertemu dengan seorang tua yang bijaksana. Lalu, si
anak muda pun lantas bertanya, “Pak, sebagai seorang yang sudah kenyang dengan
pengalaman hidup tentunya anda bisa menjawab semua pertanyaan saya, bukan?”.
“Apa yang ingin kau ketahui anak muda?” tanya si orang tua. “Saya ingin
tahu,apa sebenarnya yang dinamakan impian sejati di dunia ini” jawab si anak
muda.
Orang tua
itu tidak lantas menjawab pertanyaan si anak muda tadi, tapi beliau malah
mengajaknya berjalan-jalan di tepi pantai. Dan sesampainya disana, si bapak tua
mengajaknya berlayar menuju tengah laut menggunakan perahu kecil. Setelah
sampai agak ke tengah dan lumayan dalam, bapak tua itu dengan tiba-tiba
mendorong si anak muda tadi dari perahu sehingga ia pun terjatuh.
Anak muda
itu meronta-ronta meminta pertolongan karena ia tidak bisa berenang,dan takut
mati tenggelam, tapi bapak tua itu tidak menghiraukannya. Hingga beberapa saat
kemudian,anak muda itu dengan sekuat tenaga mendorong tubuhnya keatas, dan
akhirnya mampu berpegangan pada sisi perahu dan segera naik ke atas perahu
dengan terengah-engah.
“Hai, apa
yang barusan bapak lakukan, bapak bisa membunuh saya” tegur si anak muda kepada
bapak tua tersebut. Bapak tua itu tidak menjawab dan malah balik bertanya, ”Apa
yang paling kau inginkan saat kamu berada di dalam air tadi?”. “Udara,yang
paling saya inginkan adalah udara”,jawab si anak muda. “Hmmm,bagaimana kalo
saya tawarkan hal yang lain sebagai pengganti udara, misalnya emas, permata, kekayaaan,
atau umur panjang?”tanya si orang tua itu lagi. “Tidak..tidak..tidak ada yang
bisa menggantikan udara walaupun seisi dunia ini diberikan kepada saya,tidak
ada yang bisa menggantikan udara ketika saya berada di dalam air” jelas si anak
muda. “Nah, kamu sudah menjawab pertanyaanmu sendiri kalau begitu. Kalau kamu
menginginkan sesuatu sebesar keinginanmu seperti kamu menginginkan udara ketika
kamu berada di dalam air tadi, itulah impian sejati” jelas si bapak tua itu
dengan bijak.
Dari cerita tersebut kita dapat
menarik garis kesimpulan yang membedakan antara harapan dan impian. Harapan
adalah sebuah keinginan dalam hati kita kepada masa yang akan datang, yang
terjadi dengan sendirinya, dan mungkin juga sifatnya adalah untung-untungan, kasarnya,
kalau berhasil kita dapatkan kita akan mengucap syukur kepada Tuhan, tapi jika
belum bisa kita raih, kita juga tidak akan terlalu mempermasalahkan hal
tersebut.
Lain halnya dengan impian, impian
adalah keinginan dari dalam hati kita, yang mau tidak mau, apapun yang terjadi,
kita akan berusaha sekuat tenaga untuk memperjuangkannya demi tercapainya
impian kita tersebut. Kita akan merasa bahwa tak ada hal lain yang lebih kita
inginkan daripada impian kita itu. Dan jika kita belum berhasil meraih impian
itu, perasaan kecewa yang meliputi hati kita akan sangat-sangat kita rasakan.
Namun, dimasa sekarang ini banyak
orang yang tidak lagi peduli tentang apa impian sejati mereka sesungguhnya.
Mereka terlalu picik dengan mengatakan bahwa semua sudah diatur nasib, yang
sesungguhnya kita sendirilah yang mampu merubah nasib kita.
Hmm, sekarang udah ngertikan apa bedanya impian dan harapan. Ini kisah keren banget dan gue dapat dari mr. google *lupa sumbernya*. So, yang paling penting, "bermimpilah ketika orang lain berharap dan jadikan impianmu menjadi
kenyataan".
0 comments:
Post a Comment